Blogger Widgets

Istiqomah Menjalankan Amalan Kecil


Baiknya amal perbuatan itu, sebagai dari hasil baiknya budi dan hati, dan baiknya hati adalah hasil dari kesungguhan menjalankan perintah Allah, yaitu tidak bergerak dari apa yang didudukkan oleh-Nya (Ibnu Atha'ilah).

Mungkin maksud dari pernyataan tersebut bahwa : Baiknya amal sangat tergantung dari baiknya hati, dan baiknya hati sangat tergantung dari istiqomahnya diri untuk selalu dekat dengan Allah. .


Istiqomah dalam kebaikan adalah hal penting dalam hidup. Sebab, sebuah amal yang dilakukan secara istiqomah, walaupun kecil, perlahan tapi pasti akan mendekatkan kita kepada Allah. Karena itu, tidak ada amal kecil menurut pandangan Allah. Yang menentukan besar kecilnya sebuah amal adalah keikhlasan hati saat melakukannya.

Ada sebuah kisah tentang Imam Al Ghazali. Suatu malam Hujjatul Islam ini bermimpi berada di Hari Perhitungan. Dari sekian banyak amalnya, ada satu amal yang sangat disukai Allah melebihi amal-amal lainnya. Ternyata bukan shalat, puasa, bukan karya-karya besarnya, atau hafalan Alqurannya, namun karena keikhlasannya menolong seekor lalat.
Ceritanya, saat ia sedang menulis, tiba-tiba seekor lalat jatuh ke dalam tinta. Segera saja Imam Al Ghazali mengambil lalat itu, membersihkan tinta dari tubuhnya, lalu melepaskannya.
Kisah ini tentunya jangan sampai mengecilkan arti ibadah, menuntut dan menyebarkan ilmu, atau berjihad di jalan Allah. Kisah ini semata-mata menunjukkan betapa sesuatu yang kita anggap remeh bisa bernilai istimewa di sisi Allah.

Karena itu, orang ikhlas tidak pusing memikirkan besar kecilnya amal. Yang ia pikirkan adalah bagaimana agar amal tersebut diterima Allah dan bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia.

Sejatinya, tidak ada sesuatu yang besar di dunia ini tanpa kehadiran yang kecil. Semua yang besar tersusun dari hal-hal kecil. Buku misalnya. Ia adalah kumpulan bab; bab adalah kumpulan paragraf; paragraf adalah kumpulan kalimat; kalimat adalah kumpulan kata; kata adalah kumpulan huruf; dan huruf adalah kumpulan titik dan. Maka setebal apapun buku, hakikatnya adalah kumpulan dari titik.

Demikian pula dengan keshalehan dan kemuliaan akhlak. Ia adalah kumpulan dari amal kebaikan yang dilakukan terus-menerus dengan penuh keikhlasan. Seseorang dianggap ahli tahajud bila setiap malam ia istiqomah menjalankannya.

Sebaliknya, kita sulit menyebutnya ahli tahajud bila ia hanya sekali dua kali melakukan tahajud. Intinya, akhlak mulai lahir, dari kebiasaan, kebiasaan lahir konsistensi kita menjalankan sebuah amal, walau amal itu kita dianggap ringan dan kecil.

Bila yang besar itu bentukan yang kecil, maka kita jangan sekali-kali menyepelekan yang kecil. Sebaliknya, kita harus membiasakan diri melakukan hal-hal kecil secara istikamah, selain menjalankan perintah-perintah yang wajib.

Senyum dengan tulus adalah hal kecil yang nilai kebaikannya luar biasa. Termasuk pula memungut sampah, membersihkan kamar mandi, mengongkosi teman, berbagi makanan, meminjamkan buku, menengok orang sakit, memaafkan yang bersalah, bersedekah, mau mendengarkan ucapan yang baik, dsb. Andai kita istikamah (konsisten) melakukannya, jangan heran bila Allah akan mengangkat derajat kita di hadapan manusia lain.

Ada baiknya kita mulai membuat program untuk membiasakan diri melakukan hal-hal kecil bernilai ibadah. Saat bangun tidur misalnya, istikamahlah berzikir, membersihkan tempat tidur, membersihkan diri, berwudhu, menyapa atau tersenyum manis kepada anak dan pasangan kita. Atau saat berjumpa orang lain, dahulukan diri untuk tersenyum, mengucapkan salam, menyapa dengan penuh kesopanan. Saat hendak beraktivitas dahului dengan membaca basmalah dan mengakhirinya dengan hamdalah. Ketika hendak tidur, kita bisa mengawalinya dengan berwudhu, shalat witir, dzikir, atau membebaskan pikiran dari kedengkian dan kebencian terhadap orang lain.

Jadi intinya marilah kita terus - menerus melakukan amal-amal kecil. Dan Insya Allah, dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah akan mengaruniakan kita kemuliaan akhlak. Aamiin...

(KH Abdullah Gymnastiar)

 

Pede Atau Egois?

Pendapat para ahli yang diilhami kenyataan menyimpulkan bahwa rasa percaya diri atau sering diistilahkan dengan "pede" merupakan kualitas personal yang dibutuhkan. Dengan merasa pede berarti kita sudah memulai perjalanan hidup yang berlandaskan pada keunggulan-diri, arah kiblat (direction) yang sudah kita tentukan, fokus hidup yang telah kita pilih, keputusan hidup yang telah kita ambil dan kemudian membuat kita merasa punya hak untuk mendapatkan apa yang benar-benar kita inginkan. Kekuatan pede juga membuat kita yakin bahwa tantangan apapun yang menghadang masih berada dalam kapasitas kita untuk diselesaikan.

Tetapi dalam praktek, kata pede sudah mengalami "over-used" dan tidak jarang didefinisikan secara kabur antara pede yang kita butuhkan dan pede yang seharusnya tidak kita miliki (penyimpangan). Orang sering salah mengalamatkan penilaian antara pede dengan ego-centered (egoisme), menang sendiri atau merasa benar sendiri. Padahal kalau kita telusuri sampai ke akar, perbedaan antara pede yang menyimpang dan pede yang lurus (self confidence) bukan karena persoalan kadar melainkan murni berbeda di tingkat sumber motif. Artinya, baik praktek perilaku, sifat, dan sikap egois bukanlah karena kadar rasa percaya diri yang terlalu kuat melainkan justru karena kurang dari kadar yang dibutuhkan dan akhirnya menyimpang.
Motif

Pede yang menyimpang berangkat dari sumber motif berupa perasaan yang merasa kurang (feeling of lack) secara berlebihan (excessive). Ketika orang membangun asumsi dasar tentang dirinya bahwa ia tidak memiliki kemampuan potensial yang cukup untuk diolah menjadi keunggulan guna mengalahkan tantangan atau meraih apa yang benar-benar diinginkan, maka perasaan tersebut pada kadar yang terus dibiarkan akan menggumpal bersama keyakinan bahwa untuk mendapatkan seseuatu tidak ada jalan lain lagi kecuali mengambil dari luar. Keyakinan demikian akan menghasilkan praktek yang bertabrakan dengan kepentingan orang lain yang memiliki keyakinan serupa. Di level internal, keyakinan demikian sering membuat orang merasa tidak punya alasan untuk menghargai dirinya secara positif, misalnya saja munculnya perasaan self-laziness atau "The 'I cannot' attitude".
Pede yang yang menyimpang (contoh: ego-centered, dll.) juga berangkat dari sumber perasaan yang merasa takut secara berlebihan (feeling of fear). Asumsi personal yang sering dipakai adalah ketika kita mulai merasa bahwa sumber keamanan (penyelesaian masalah) berada di luar diri dan sangat terbatas jumlahnya sehingga sedikit saja tersenggol oleh kepentingan atau keinginan orang lain akan membuat kita merasa sulit memaafkan orang tersebut seumur hidup. Kita menjadi cepat tersinggung dengan letupan amarah yang tidak terkontrol. Rasa takut yang negatif juga sering membuat pagar mental berupa ketakutan menghadapi tantangan yang merupakan risiko hidup. Kedua perasaan itulah yang kemudian menghasilkan kesimpulan rasa rendah diri (inferioritas) yang bisa ditampilkan dalam bentuk perilaku, sifat, atau sikap secara aggressive atau submissive.

Orang yang pede dalam arti 'self confidence' bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut atau rasa kurang tetapi ia memiliki kemampuan bagaimana menguasainya (self mastery) agar tetap berada dalam norma kadar yang bisa dikendalikan. Asumsi dasar yang digunakan berangkat dari perasaan memiliki kemampuan (self-sufficient) untuk mengatasi tantangan dan merealisasikan apa yang diinginkan. Rasa Percaya diri seperti inilah yang sebenarnya kita butuhkan. Bedanya lagi, pede yang terakhir adalah murni berupa pencapaian kualitas hidup yang diraih seseorang melalui proses usaha, sementara pede yang menyimpang bisa kita katakan sebagai limbah yang berarti untuk mencapainya tidak diperlukan proses atau usaha pun.

Di dalam diri kita sebenarnya sudah diciptakan kompas (patokan) yang dapat membedakan antara pede yang meyimpang dan pede yang benar-benar kita butuhkan, yaitu:

1. Perasaan (Emotional)
2. Hati (Spiritual)
3. Akal (Intellectual)

Ketiga kompas di atas adalah anugerah (kemampuan potensial). Agar bisa bekerja membantu kita dibutuhkan syarat yaitu menciptakan usaha untuk mencerdaskannya secara terus-menerus.
Perasaan adalah perangkat internal untuk merasakan impuls atau stimuli (godaan & tawaran) yang dapat membedakan bad dan good. Perasaan tidak memiliki mata tetapi lebih banyak memiliki telinga, 'pendengaran' sehingga ketika sensitivitasnya tajam (dicerdaskan) akan membuat orang langsung bisa merasakan mana pede yang good (confidence) di antara pede yang bad (egoism) meskipun tidak kelihatan.

Hati berfungsi untuk memaknai kebenaran hukum alam yang sudah diformalkan atau yang belum. Meskipun manusia bisa meng-elaborasi kebenaran menjadi sekian bentuk sesuai kepentingan masing-masing, tetapi hatilah yang akan berbicara dengan "suara hati kecil". Dilihat dari sebutannya saja sudah bisa ditebak mengapa kita jarang mendengarkannya. Sudah lokasinya di dalam, bentuknya kecil selain itu suaranya pun kecil. Kalau tidak dicerdaskan akan membuat telinga kita (perasaan) sulit mendengarkan suara hati apalagi penglihatan.

Akal berfungsi untuk menalar antara materi yang tepat (correct) dan yang tidak tepat (incorrect). Akal memiliki banyak penglihatan sehingga dikatakan 'the window', pintu exit-permit yang bisa menyumbangkan muatan perasaan atau keyakinan. Patut diakui di antara penyebab penyimpangan adalah adanya pengetahuan oleh akal yang tidak bisa menghasilkan pemahaman personal secara definitive antara rasa percaya diri dan egoisme. Pengetahuan yang rancau, abstrak, dan berada pada level umum sulit mendorong kita pada keputusan hidup yang definitif. Walhasil kita berperilaku egois karena egois yang kita pahami adalah egois dalam pengertian rasa percaya diri menurut kita.

Ketiga kompas internal di atas dapat bekerja secara proporsional (saling mendukung-melengkapi) apabila usaha yang kita jalankan dalam rangka mencerdaskan tidak terjadi anak-emas dan anak tiri atau anak yatim. Pengalaman mengajarkan, perlakuan dikotomis atas kompas internal di atas melahirkan sifat, watak dan perilaku yang kontradiktif dan pincang. Ada orang yang sebagian waktunya digunakan berada di tempat ibadah dengan khusuk tetapi giliran punya persoalan air dengan tetangga perasaannya tidak berfungsi secara proporsional.
Beberapa Saran

Penyimpangan adalah persoalan manusiawi dan normal tetapi yang sering bikin abnormal adalah kebablasan yang berkelanjutan dan tidak kita perbaiki. Beberapa materi pembelajaran berikut dapat kita jadikan acuan untuk mempertebal rasa percaya diri agar tidak menyimpang ke praktek yang tidak diinginkan :

1. Kebiasaan
Memiliki kebiasaan untuk mencerdaskan pikiran, perasaan, dan hati adalah kebutuhan mutlak. Tanpa dicerdaskan tidak berarti stabil sebab impuls dan stimuli dunia terus berubah di mana kalau kita tidak diiringi dengan perubahan diri akan mudah terjebak. Pikiran yang dicerdaskan dengan pengetahuan akan memperbaiki sudut pandang yang akan menjadi sumber rasa percaya diri. Perasaan yang dicerdaskan akan memperbaiki pemahaman 'merasakan' apa yang terjadi pada diri sendiri, orang lain dan dunia (wilayah kita). Hati yang dicerdaskan dengan kebiasaan memaknai akan mempertebal keyakinan bahwa semua yang kita lakukan baik atau buruk, kecil atau besar pada akhirnya akan mendapat balasan.

2. Kekuatan
Rasa percaya diri identik dengan kekuatan pribadi (personal power) yang bisa kita bangun dengan menggunakan dua jurus yaitu menyerang dan mempertahankan. Untuk mempertebal rasa percaya diri, jurus menyerang harus kita gunakan untuk melawan kecenderungan internal yang menawarkan godaan untuk menyimpang sementara jurus mempertahankan kita gunakan untuk memperkuat pertahanan dari serangan luar. Penggunaan yang salah dengan membalik fungsi akan memperlemah personal power yang berarti dapat memperlemah rasa percaya diri.

3. Komitmen
Memiliki komitmen untuk merealisasikan gagasan ke tindakan secara sirkulatif bisa mempertebal rasa percaya diri dengan syarat sampai mendapat apa yang disebut "the moment of truth" atau sampai benar-benar berhasil. Apa yang sering menjadi persoalan adalah kita sering menggunakan ideology "mencoba" tanpa komitmen sampai berhasil. Ideologi demikian sulit diharapkan bisa mempertebal rasa percaya diri. Bahkan kalau sering gagal lalu kita tinggalkan dengan mengganti yang lain dan akhirnya gagal juga malah akan membuat kita ragu-ragu.
Sekelumit penjelasan di atas hanyalah mewakili dari sekian tampilan monitor sikap, perilaku dan sifat yang awalnya dibedakan pada tingkat sumber motif di dalam. Tidak kelihatan, kecil, dan sering kita anggap tidak membahayakan bagi diri kita apalagi orang lain. Meskipun demikian, Tuhan telah memberikan perangkat yang bisa membenahi sebelum akhirnya tampil di monitor. Di luar ketiga perangkat yang sudah ada, terdapat satu perangkat yang inti, yaitu kemauan.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita yang membaca .Aamiin...


 

Inovasi Diri

Dalam bukunya "Only The Paranoid Survive" (Currency New York: 1996), Andy Grove menceritakan banyak hal tentang lingkungan bisnis, keputusan dan eksekusi yang dijalankan sehubungan dengan posisinya sebagai CEO dari Intel Co. Langkah Grove mengubah core business dari chip memory ke microprocessor dinilai banyak pihak sebagai kesuksesan bertindak. Sebelumnya, Intel dihadapkan pada banyak dilema menghadapi serangan produk Jepang yang telah lebih dulu menguasai pasar chip memory di samping juga dilihat dari resource usaha, manufaktur Jepang itu lebih kuat.

Saat itu Grove menghadapi tiga pilihan yang sama-sama tidak mudah. Pilihan pertama berupa "low cost strategy". Kalau ingin mengalahkan perusahaan Jepang, Intel harus banting harga. Pilihan kedua, kalau tidak sanggup banting harga, Intel harus bermain dalam ceruk pasar yang kecil, "Niche Market strategy". Inipun tidak gampang karena konsekuensinya berupa tuntutan pada stabilitas dan margin profit. Ketiga, innovasi produk. Kalau ingin menang, tuntutannya berupa memperbaiki produk supaya lebih terjangkau oleh pasar dengan kualitas lebih dan, yang paling penting, tidak gampang ditiru oleh manufaktur Jepang.

Intel akhirnya memilih pilihan ketiga. Pilihan tersebut ternyata tepat sehingga kemudian mengantarkan Grove dinobatkan "Man of the year" versi Time magazine, 1997. Inovasi Intel menurut pendapat Grove diawali dari keberanian eksperimentasi dan fleksibilitas dalam menjalankan perubahan produk. Saat itu dinilai tidak cukup bagi Intel hanya mengandalkan strategi "clear vision" dan "stable" tetapi perlu mengubah konsep berpikir. Seperti diakui Grove: "If company is experiencing rigidity in thinking and resistance to change, that company will not survive in high speed global market place".

Belajar dari langkah Grove yang memulai kesuksesannya dengan menggunakan kata kunci inovasi, rasanya tidak salah kalau kata kunci itu kita gunakan untuk mengawali kesuksesan dalam konteks pengembangan diri.  Kenyataannya, sekedar inovasi semata sudah tak terhitung yang memahami dan mempraktekkannya baik di tingkat organisasi atau pribadi, tetapi kebanyakan mandul atau gagal. Lalu agar tidak gagal, format pemahaman inovasi seperti apakah yang mestinya digunakan?

Menyeluruh
Kasarnya, bicara ide cemerlang tentu dapat ditemukan di kepala banyak orang atau organisasi, tetapi inovasi tidak berhenti pada ide cemerlang. Tidak pula berupa tindakan yang semata-mata berbeda dengan orang lain sebab inovasi bukan sebuah konsep tunggal dalam arti berubah hanya untuk sekedar berubah (change for the sake of change). Inovasi yang sesungguhnya adalah inovasi yang dipahami sebagai pelaksanaan konsep secara menyeluruh mencakup komponen dan segmennya. Mengacu pada pendapat Beth Webster dalam "Innovation: we know we need it but how do we do it" (Harbridge Consulting Group: 1990), inovasi adalah menemukan atau mengubah materi pekerjaan atau cara menyelesaikan pekerjaan secara lebih baik. Dengan definisi ini inovasi mengandung dua komponen: yaitu penemuan (invention), dan pelaksanaan (implementation), dimana pada tiap komponen terdiri atas empat segmen:

· Kreativitas - Generating new ideas
· Visi - Knowing where you want to get with it
· Komitmen - Mobilizing to get there
· Manajamen - Planning and working to get there

Menjalankan inovasi diawali dari eksplorasi untuk menemukan sesuatu yang baru dalam bentuk yang lebih tanpa meninggalkan perangkat lama yang masih baik. Tidak berhenti pada menemukan ide lebih baik, inovasi menuntut langkah berikutnya berupa pelaksanaan uji-realitas. Dalam kasus Intel, Grove menamakannya dengan istilah keberanian eksperimen. Pantas diberi embel-embel keberanian karena eksperimentasi punya resiko paling tinggi terhadap kegagalan sehingga dalam prakteknya banyak orang mengatakan TIDAK terhadap inovasi karena rasa takut menerima resiko itu.
Selain resiko kegagalan, hambatan di tingkat konsep, praktek, strategi, tekhnis, diri sendiri dan orang lain juga kerap muncul. Untuk menciptakan solusi yang dibutuhkan, maka kreativitas para innovator berperan. Kreativitas solusi ini diwujudkan dalam bentuk jumlah alternatif solusi terhadap situasi dengan cara mengubah, mengkombinasikan, mengindentifikasi celah destruktif dari sesuatu yang sudah mapan (established). Menurut riset ilmiah, kuantitas solusi alternatif punya korelasi dengan kualitas solusi. Jadi kreativitas bertumpu pada kemampuan memiliki pola baru dalam melihat hubungan antar obyek yang dilahirkan dari sudut pandang adanya "possibility", dan mempertanyakan sesuatu untuk memperoleh jawaban lebih baik. Seorang pakar kreativitas, Arthur Koestler, mengatakan: "Every creative act involve a new innocent of perception, liberated from cataract of accepted belief".

Dalam menjalankan kreativitas menciptakan solusi, innovator perlu memiliki kemampuan menyalakan lampu petunjuk yaitu visi - having clear sense of direction. Artinya, bentuk inovasi seperti apakah yang dilihat secara jelas oleh imajinasi innovator? Semakin jelas padanan fisik dari tujuan inovasi bisa disaksikan oleh penglihatan mental, maka akan semakin menjadi obyek yang satu atau utuh. Kembali pada pengetahuan tentang pikiran yang baru akan bekerja kalau difokuskan pada obyek utuh, kalau obyeknya masih terpecah tidak karuan, dengan sendirinya pikiran memilih untuk diam atau kacau. Bagaimana mengutuhkan obyek sasaran dalam kaitan dengan kemampuan visualisasi ini?
Merujuk pada pendapat Shakti Gawain dalam "Creative Visualization" (Creating Strategies Inc.: 2002), para innovator perlu melewati empat tahapan proses untuk menajamkan visinya, yaitu:

1. Memiliki tujuan yang jelas
2. Memiliki potret mental yang jelas dari sebuah obyek yang diinginkan
3. Memiliki ketahanan konsentrasi terhadap obyek atau tujuan
4. Memiliki energi, pikiran, keyakinan positif

Di atas dari semua komponen dan segmen di atas, roh dari inovasi adalah komitmen yang membedakan antara "make or let things happen". Inovasi menuntut komitmen pada "make", bukan membiarkan ide cemerlang menemukan jalannya sendiri di lapangan. Komitmen adalah menolak berbagai macam "excuses" yang tidak diperlukan oleh inovasi. The show must go on. Mengutip pendapat Ralp Marlstone tentang komitmen dikatakan: "Anda tidak bisa menciptakan 'living' hanya dengan ide, kreativitas, visi, melainkan 'you must live' WITH them". Senada dengan Ralp, Joel Barker mengatakan "Vision WITH action can change the world".

Menjalankan ide innovative sebagai pemahaman komprehensif menuntut aplikasi prinsip manajemen yang berarti menggunakan sumber daya di luar kita sebagai kekuatan berdasarkan keseimbangan riil antara size of planning dan ability of working. Tanpa aplikasi manajemen, sumber daya yang berlimpah di luar sana bisa tidak berguna atau malah menjadi penghambat atau sia-sia. Salah satu keahlian manajemen adalah komunikasi. Tak terbayangkan kalau kerjasama apapun tidak diimbangi dengan kemampuan komunikasi yang dibutuhkan. Contoh lain yang menggambarkan pentingnya keseimbangan dalam menjalankan inovasi adalah fenomena kekecewaan atau kegagalan proposal kerja sama. Dari sudut gagasan, kreativitas, visi, semuanya cemerlang. Tetapi begitu disepakati untuk dijalankan, ternyata masih banyak celah lobang yang belum atau masih di luar kapasitas masing-masing pihak menciptakan solusi. Atau dengan kata lain lebih gede planning for success ketimbang ability of working for success.

Alasan
Menemukan alasan mengapa kita merasa perlu untuk menjalankan ide innovative untuk memperbaiki kehidupan pribadi atau organisasi merupakan bagian penting dari inovasi itu sebelum dijalankan. Sebagian dari alasan itu antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perubahan
Dunia ini tidak akan berbeda dengan perubahan yang secara take for granted akan terjadi. Setiap perubahan eksternal menuntut ketepatan memilih respon yang tepat di tingkat internal. Inilah pilihan dari pemahaman hidup yang harus dipegang. Sayangnya sering ditemukan bahwa orang lebih tertarik untuk membicarakan kemajuan yang diciptakan perubahan dunia luar tanpa dibarengi dengan keingian kuat untuk mengubah diri. Sikap resistance to change yang membabi buta ini pada giliran tertentu akan mengantarkan pada posisi sebagai korban perubahan zaman atau tidak mendapat benefit dari kemajuan.
Contoh sepele adalah penguasaan bahasa asing, katakanlah bahasa Inggris. Dahulu menjadi rukun profesi dalam arti bagian atau rungan tersendiri dari sebuah profesi. Tetapi sekarang tidak bisa dipungkiri telah menjadi syarat masuk pintu gerbang yang berarti harus dimiliki oleh semua calon profesi. Mengantisipasi tuntutan perubahan dunia luar,langkah penyelamat yang menjamin adalah mendirikan lembaga learning di dalam diri kita. Materinya bisa diadopsi dari mana saja tergantung kebutuhan dan kemampuan berdasarkan tuntutan lingkungan di mana kita berada.

2. Keterbatasan
Melakukan inovasi diri harus diberangkatkan dari pemahaman bahwa manusia memiliki kemampuan tak terbatas kecuali batasan yang diciptakan sendiri (self-fulfilling prophecy). Kaitannya dengan inovasi adalah, kemampuan kita merupakan garis pembatas pigura hidup, dan inovasi dibutuhkan dalam rangka memperluas garis pembatas pigora itu. Selain dibutuhkan pemahaman dari dalam juga tidak kalah penting peranan "pil" pemahaman yang disuntikkan oleh pihak luar, meskipun dalam bentuk tawaran memilih. Praktekknya tidak sedikit orang yang meyakini wilayah ‘pigura hidup’-nya bertambah setelah minum pil pemahaman dari sosok yang diyakini lebih terpercaya, misalnya saja paranormal, dukun, penasehat, konsultan, sahabat karib, dll.
Pil pemahaman dari luar inilah yang oleh Dale Carnegie disebut Kelompok Ahli Pikir. Selama pil yang diberikan berupa pil miracle, tentu saja akan sangat dibutuhkan sebab secara alami orang sangat sensitif terhadap pemahaman orang lain tentang dirinya. Justru yang patut disayangkan adalah kalau pil itu berupa stigma killer lalu diterima mentah-mentah, misalnya saja: pasti gagal, rasanya sulit, kayaknya tidak mungkin dll. Oleh karena itu Mark Twain berpesan: "Jauhkan diri anda dari kelompok orang atau komunitas yang membuat ambisi anda menurun yang biasanya dilakukan oleh pribadi yang kerdil".

3. Kesenjangan
Alasan lain mengapa inovasi dibutuhkan adalah kenyataan alamiah berupa terjadinya kesenjangan antara alam idealitas dan realitas. Wujud pengakuan fakta alamiah itu harus dibuktikan dengan perbaikan di tingkat realitas dan perubahan format alam idealitas. Seperti kata pepatah, "Gantungkan cita-citamu di langit tetapi jangan lupa kakimu menginjakkan bumi". Maksudnya, terus ciptakan standard yang lebih tinggi dari yang optimal bisa diraih. Bisa dibayangkan, seandainya semua manusia cukup "berpuas-diri", dengan apa yang ada dalam pengertian 'low quality', maka pasti kemajuan sulit diciptakan. Selain itu akan memudahkan orang terkena virus putus asa, berpikir only one answer, bersikap perfectionist yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar inovasi.
Sulit dielakkan, kenyataannya terdapat kecenderungan budaya konformitas berupa ketakutan psikologis untuk bercita-cita tinggi yang dijustifikasi oleh pola berpikir realistik yang keliru dalam arti tidak mencerminkan semangat pengembangan diri ke arah lebih baik. Mestinya, berpikir realistik diartikan menginjak di atas realitas, tidak sebaliknya hidup di dalam realitas. Didasarkan pada pemahaman yang berbeda ini maka terjadi kenyataan yang berbeda. Kendaraan yang berjalan di atas jalan raya dapat diarahkan kemana pun tetapi ketika terperosok di dalam lumpur, pilihannya hanya dientaskan ke atas.

Perlu dicatat bahwa semua alasan yang sudah disebutkan di atas didasarkan pada: 1) perspektif bahwa hidup adalah proses; dan 2) menjalankan Learning Principle yang merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan dari asset potential menjadi asset aktual. Oleh karena itu alasan personal lain, apapun yang kita miliki, tuntutan paling penting tetap pada menemukan alasan yang punya korelasi kuat terhadap tindakan yang memiliki akses pada perubahan situasi. Begitu situasi sudah dapat diubah menjadi lebih baik berarti kita sudah melangkahkan kaki pada tujuan akhir dari inovasi yang berarti awal untuk memulai perubahan lain ke arah yang bertambah baik.
That is the process. Semoga bermanfaat.


 

16 Cara Membangun Kepercayaan Diri

Salah satu hal yang menghambat seseorang untuk berkembang dan mampu mengejar impian mereka adalah rasa takut akan kegagalan dan kurangnya rasa percaya diri yang dibutuhkan untuk mengatasi rasa takut itu. Inilah yang sering kita alami. Setiap manusia pasti memiliki ketakutan, tidak diragukan lagi baik itu takut gagal, takut melakukan kesalahan, takut resiko yang ditimbulkan dan ketakutan ketakutan lain. Saat anda bisa mengenyampingkan rasa takut yang ada pada diri anda, tentu saja anda akan bisa meningkakan rasa kepercayaan diri anda, dan tentu saja dengan kepercayaan diri tinggi anda akan lebih mudah untuk berinteraksi didunia sosial dan dengan mudah anda akan mencapai kesuksesan dalam bidang apapun itu.

Banyak hal yang bisa anda lakukan untuk membuat anda merasa lebih baik tentang diri anda sendiri dan benar-benar membantu membangun kepercayaan diri. Berikut adalah beberapa hal sederhana yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri anda:

16 Cara Efektif Meningkatkan Kepercayaan Diri

1.Merawat diri sendiri
Percaya atau tidak menurut beberapa survey psikologi yang dilakukan oleh beberapa lembaga self-motivation di Amerika serikat menunjukkan bahwa orang yang bisa merawat diri mereka sendiri memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan yang tidak. Untuk itu sangat disarankan anda rawat diri anda sebaik mungkin seperti menjaga kebersihan tubuh anda, mencukur ramut anda agar terlihat lebih rapi, memafaki parfum atau hal lain yang bisa membangkitkan kepercayaan diri anda. Jika anda merasa hal dalam diri anda baik tentu saja akan meningkatkan kepercayaan diri anda.

2.Memakai pakaian bersih dan rapi
Salah satu hal yang membuat sesorang ragu dan minder dihadapan banyak orang adalah karena mereka merasakan ketakutan apa yang mereka pakai salah dan tidak cocok dengan yang diinginkan banyak orang. Untuk itulah kenapa disarankan untuk memakai pakaian yang bersih dan rapi, jika anda merasakan apa yang anda kenakan rapi hal itu akan meningkatkan rasa percaya diri anda. Meskipun anda hanya memiliki sedikit waktu, pergilah ke kamar mandi untuk memastikan anda tampil rapih. Sisirlah rambut anda, cucilah muka anda, perbaiki riasan wajah anda, luruskan kerah anda, pastikan tidak ada sisa makanan pada gigi anda. Semua hal ini dapat membuat perbedaan antara rasa percaya diri terhadap penampilan anda dan rasa takut anda terhadap penampilan anda.

”Sempurnakan penampilan fisik anda; sudah merupakan fakta bahwa penampilan seseorang memainkan peranan penting dalam membangun rasa percaya diri. Meskipun kita tahu apa yang kita miliki dalam diri kitalah yang penting, penampilan fisik anda menentukan impresi orang terhadap diri anda.” (Building Blocks to Self-Confidence, Complete Wellbeing)

3.Percaya diri anda sendiri
Sebagaimana yang telah saya utarakan diatas bahwa kurangnya kepercayaan diri disebabkan oleh rasa ketidak mampuan yang dimiliki sehingga takut melakukan kesalahan. Yakinlah pada diri anda sendiri, setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan cara mereka sendiri sendiri. Jangan takut gagal, takut melakukan kesalahan dan sebagainya. Tunjukkan bahwa anda bisa melakukannya dengan baik tanpa takut akan bayangan bayangan hasil yang tidak baik nantinya.

4.Berpikir positif
Berpikiran positif akan mendorong anda untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik. Singkirkan hal hal negatif dsipikiran anda seperti, "jika saya lakukan nanti...", "jika mereka menertawakan saya..", "jika saya tidak bisa..." dan pikiran pikiran negatif lain. Pikirkan hal positif dan tentu anda tidak ragu untuk melakukan sesuatu dan hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri anda. Kebanyakan dari kita memiliki suara dalam diri yang mengatakan bahwa kita bodoh, tidak cukup mampu, terlalu gendut, kurus, berisik, pendiam, dll. Kemampuan merubah suara di dalam diri anda merupakan kunci untuk memperoleh kepercayaan diri dari dalam. Buat suara dalam diri anda menjadi teman pendukung yang paling mengenal anda dan mengetahui bakat anda, serta menginginkan anda untuk mencapai yang terbaik.

5.Kenali diri Anda
Saat di sebuah medan perang, jenderal yang paling bijaksana akan belajar untuk mengetahui dan mengenali musuhnya dengan sangat baik. Anda tidak bisa mengalahkan musuh tanpa mengetahui hal hal tentang mereka. Dan ketika Anda mencoba untuk mengatasi citra diri negatif dan menggantinya dengan rasa percaya diri, musuh Anda adalah diri Anda sendiri. Kenali diri Anda dengan baik. Dan kemudian berpikir tentang hal-hal baik tentang diri Anda, hal-hal yang dapat Anda lakukan dengan baik, hal-hal yang Anda suka. Mulai berpikir tentang keterbatasan Anda. Menggali jauh di dalam diri Anda, dan Anda akan meningkatkan kepercayaan diri.

6.Tindakan
Lebih dari sekedar berpikir positif, Anda harus menerapkannya dalam sebuah tindakan. Tindakan adalah kunci untuk mengembangkan kepercayaan diri. Anda adalah apa yang Anda lakukan, dan jadi jika Anda mengubah apa yang Anda lakukan, Anda mengubah apa yang ada pada diri Anda. Bertindak dengan cara yang positif, mengambil tindakan bukannya mengatakan diri Anda tidak bisa, namun harus dengan pikiran yang positif bahwa "Anda bisa". Berbicara dengan orang lain dengan cara yang positif, kumpulkan energi anda ke dalam sebuah tindakan.

7.Tentukan Langkah Anda Selanjutnya
Jika anda tidak yakin dengan apa yang harus anda lakukan, temukan satu langkah sederhana yang bisa membantu anda untuk terus maju. Hal ini mungkin saja bisa dilakukan dengan melakukan kontak mata pada sebuah pesta, memperkenalkan diri anda pada orang asing, memecahkan kebekuan dalam sebuah rapat, atau menanyakan orang yang mewawancarai anda untuk menunjukkan pengetahuan anda terhadap industri dan perusahaan mereka.

Mulailah bertindak meskipun anda tidak memiliki gambaran yang jelas mengenai apa yang seharusnya anda lakukan. Bergeraklah menuju sasaran anda. Koreksi diri anda di lain kesempatan.

8.Menjadi orang yang lebih baik
Mungkin hal ini tampak aneh bagaimana bisa menjadi orang yang lebih baik membuat rasa percaya diri kita tumbuh, tentu saja! Kita hidup berada di lingkungan sosial yang cukup tinggi, sehingga jika anda mampu berkomunikasi dan berhubungan dengan banyak orang dengan lebih baik apa yang akan membuat anda minder. Anda akan merasa nyaman hidup di lingkungan sosial dan tentu saja dengan kenyamanan anda mampu meningktakan kepercayaan diri anda dengan lebih baik.

9.Lupakan Standar Yang Ditetapkan Orang Lain
Terlepas dari situasi yang membuat anda mengalami krisis percaya diri, anda bisa membantu diri anda sendiri dengan berpegang pada standar yang anda miliki. Orang lain memiliki nilai yang berbeda dengan anda, dan sekeras apa pun anda mencoba, anda tidak pernah bisa memuaskan semua orang setiap saat. Jangan khawatir jika orang-orang menyebut anda gendut, kurus, pemalas, membosankan, pelit, konyol, dll.. Bertahanlah pada standar yang anda miliki, bukan pada standar yang dimiliki orang lain. Ingatlah nilai-nilai dan standar-standar yang dimiliki umumnya berbeda dalam masyarakat; anda tidak harus menerima nilai dan standar tersebut hanya karena orang-orang di sekitar anda menerimanya.

10.Merasa siap
Kesiapan juga merupakan kunci utama yang mempengaruhi kepercayaan diri anda. Jika anda dalam keadaan siap dan "on fire" dalam melakukan apapun yang akan anda lakukan jadi untuk apa anda merasa rendah diri dan minder kalau anda siap melakukan hal apapun itu.

11.Bicara perlahan
Suatu hal yang sederhana, tetapi dapat memiliki perbedaan besar dalam bagaimana orang lain memandang Anda. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan berbicara dengan otoritas, berbicara perlahan karena mereka akan berpikir sebelum berbicara, mereka mengetahui esensi dari pembicaraannya. Ini menunjukkan kepercayaan diri. Seseorang yang merasa bahwa ia tidak memiliki kepercayaan diri akan berbicara dengan cepat, karena ia tidak ingin orang lain mendengarkan kesalahan pembicaraan yang mungkin anda lakukan ataupun tidak ingin orang lain yang mendengarkan pembicaraan anda menyakan suatu hal yang anda bicarakan dan anda tidak mampu untuk menjawab pertanyaan tersebut. 

Sebuah tips sederhana agar anda terlihat atau menjadi lebih percaya diri adalah dengan bicara perlahan. Jika anda bicara terlalu cepat, anda akan merasa tidak enak karena anda sadar anda bicara terlalu cepat. Bicara perlahan memberi anda kesempatan untuk memikirkan apa yang anda akan katakan selanjutnya. Jika anda sedang berbicara atau melakukan presentasi, berhentilah sesaat pada akhir sebuah frase atau kalimat untuk membantu orang lain mencerna apa yang anda katakan. Berbicara perlahan menunjukkan kepercayaan diri seseorang. Seseorang yang merasa tidak layak didengarkan akan berbicara dengan cepat, karena ia tidak mau membuat orang lain menunggu hal-hal yang tidak layak didengarkan.

12.Tatap Mata Lawan Bicara Anda
Sama halnya dengan tersenyum, tataplah mata semua orang di dalam ruangan. Berikan senyum anda dan dapat dipastikan mereka akan membalas senyuman anda; dan senyum yang diberikan orang lain dapat meningkatkan rasa percaya diri anda dengan cepat. Sama halnya dengan tersenyum, kontak mata menunjukkan bahwa anda percaya diri. Menatap sepatu anda atau meja mendorong perasaan anda menjadi ragu-ragu dan malu. Tips ini sangat berguna untuk situasi kerja; buatlah kontak mata dengan orang yang mewawancarai anda, atau orang-orang yang menghadiri presentasi anda.

“Kontak mata membantu anda untuk menghilangkan rasa takut jika anda sedang berbicara di depan umum dan semakin mendekatkan anda dengan lawan bicara anda. Stress merupakan perasaan yang datang dari sesuatu yang asing dan tidak dapat dikendalikan. Kontak mata memberikan pembicara gambaran dari kenyataan yang tidak lain adalah lawan bicara itu sendiri. Kontak mata juga membantu menarik minat lawan bicara anda.” (Confident Eye Contact, Unlimited Confidence)

13.Berdiri tegak
Seperti dikutip dari sebuah web psikologi bahwa berdiri dengan postur tegak membuat anda lebih percaya diri, hal ini membuktikan bahwa dengan postur tegak saat anda berbicara membuat anda merasa lebih baik, merasa bahwa anda bisa, bahwa anda mampu dan jika semua hal mampu anda lakukan tentu saja akan meningkatkan rasa percaya diri anda.

Saya memiliki postur yang mengerikan, sehingga akan terdengar munafik bagi saya untuk memberikan nasihat ini, tapi aku tahu itu bekerja karena saya mencobanya sering. Ketika saya mengingatkan diri untuk berdiri tegak dan lurus, saya merasa lebih baik tentang diriku sendiri. Saya membayangkan bahwa tali yang menarik atas kepalaku ke langit, dan seluruh tubuh saya luruskan sesuai. Sebagai samping, orang-orang yang berdiri tegak dan percaya diri yang lebih menarik. Itu hal yang baik setiap hari, dalam buku saya.

14.Senyum
Anda akan merasa lebih baik saat anda tersenyum, cobalah. Suatu hal yang kecil kecil yang dapat memiliki reaksi berantai. Ketika anda tersenyum anda memiliki dorongan yang kuat dalam diri anda sehingga anda mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. Tersenyum merupakan tips 1 detik jika anda merasa gugup dan tidak percaya diri. Anda tidak hanya tersenyum jika anda merasa senang dan percaya diri, sebaliknya anda bisa tersenyum untuk membuat diri anda merasa lebih baik. Tersenyum berhubungan erat dengan perasaan positif sehingga hampir tidak mungkin anda merasa tidak enak ketika anda tersenyum.

Tersenyum lebih dari sekedar menunjukkan ekspresi pada wajah anda. Tersenyum melepaskan hormon endorphin yang membuat anda merasa lebih baik, meningkatkan sirkulasi darah di wajah anda, membuat anda merasa nyaman dengan diri anda sendiri dan tentunya dapat meningkatkan rasa percaya diri anda. Anda juga akan tampak lebih percaya diri di hadapan orang lain ketika anda tersenyum.

15.Berdoalah Atau Bermeditasi Sejenak
Jika anda percaya pada Yang Maha Kuasa, mengucapkan doa bisa meningkatkan rasa percaya diri anda (anda juga bisa melakukan meditasi selain berdoa). Langkah ini membantu anda untuk mundur sesaat dari situasi yang serba cepat dan mencari bantuan dari Yang Maha Kuasa. Berikut adalah sebuah contoh doa, namun anda bisa menulis hal serupa yang sesuai dengan agama atau kepercayaan anda:

“Ya Tuhan, terima kasih karena Kau telah mencintai dan menerimaku apa adanya.. bantulah aku untuk melakukan hal yang sama.. dan bantulah aku untuk tumbuh menjadi sesuai dengan kehendakMu sehingga rasa percaya diriku akan bertambah; semuanya demi keagungan namaMu dan bukan namaku. Terima kasih karena Engkau telah mendengarkan dan menjawab doaku. Amin.” (Daily Encounter, Strengthen Your Self-Confidence, Acts International)

16.Ikut Ambil Bagian
Pernahkah anda duduk seharian di dalam kelas atau di sebuah rapat tanpa mengucapkan satu patah kata pun? Pernahkah anda pergi bersama teman-teman anda di malam hari dimana teman-teman anda berbincang dengan gembira sementara anda hanya duduk dan menatap minuman anda? Kemungkinan yang terjadi adalah anda merasa tidak terlalu percaya diri pada saat itu – dan mungkin saja anda akan merasa lebih tidak enak sesudah malam tersebut. Apapun situasi anda, berusahalah untuk ikut ambil bagian. Meskipun anda merasa tidak banyak yang bisa anda katakan, pikiran dan perspektif anda sangat berharga bagi orang-orang di sekitar anda.

Dengan mencoba untuk berbicara setidaknya satu kali dalam setiap diskusi kelompok, anda akan menjadi pembicara yang lebih baik, lebih percaya diri mengutarakan pikiran anda, dan dikenal sebagai seorang pemimpin oleh rekan-rekan Anda.